Rabu, 29 Desember 2010

Pengantar Blog: Alasan saya membuat blog


Pertanyaan yang klise, tapi tetap pertanyaan ini pasti akan muncul, karena tidak mungkin ada sesuatu tanpa ada niat dan tujuan kenapa sesuatu itu harus di buat. Begitupun dalam hal membuat blog ini, ada alasan tentunya. Sedikit saya bercerita ke belakang, diawali dengan perkenalan saya dengan “makhluk” yang bernama internet, saat itu saya memang berniat berkenalan dengan “makhluk” tersebut, dikarenakan banyak sekali yang mengatakan bahwa “si” internet memiliki berbagai macam informasi yang dibutuhkan semua orang.
Buah dari ketertarikan itulah yang kemudian membuat saya tergerak merancang blog ini, itupun setelah melewati waktu yang agak panjang, dikarenakan harus belajar bagaimana caranya agar saya bisa merancang dan memiliki blog. Maklumlah saya benar – benar nol untuk urusan yang satu ini.
Berikut ini saya ungkapkan alasannya :
  1. Sebagai sarana untuk menolong orang lain, dengan beragam informasi yang disediakan oleh blog atau website, maka serta merta akan menjadi jawaban dan solusi bagi siapa saja yang membutuhkan informasi, apalagi informasi tersebut diperlukan karena terkait rencana masa depannya.
  2. Sebagai sarana pembelajaran, belajar menuangkan informasi, pengalaman sendiri atau orang lain, juga solusi ke dalam bentuk tulisan. Karena segala hal yang tertulis akan tersimpan rapi dan dapat dilihat kembali ketika lupa, sebaliknya segala hal yang tidak tertulis lambat laun akan hilang dari ingatan, namun ketika ingin mengingat kembali tidak ada sarana yang mendukung.
  3. Sebagai sarana untuk memperbanyak teman, mungkin selama ini kita hanya berteman dengan orang yang berlokasi tidak berjauhan dari lokasi tempat kita tinggal dan beraktifitas. Namun di internet kita dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan siapa pun, baik dari dalam dan luar negeri serta dari berbagai strata sosial yang berbeda – beda. Maka bloglah salah satu sarana berinteraksi dan berkomunikasi tadi.
  4. Blog bisa jadi alat untuk bertukar informasi, dengan banyaknya teman lewat aktifitas nge-blog kita, maka dengan sendirinya kita akan punya sarana pendukung dari masalah – masalah yang sedang di hadapi. Seperti kita ketahui bahwa blog maupun website yang bertebaran di internet berbeda isi dan tema antara satu dengan lainnya. Andaipun memiliki tema yang sama, tetap akan ada sesuatu yang berbeda dalam uraiannya.
  5. Blog juga bisa menjadi alat untuk menghasilkan uang, walaupun saya belum begitu merasakan hasilnya, namun saya punya keyakinan poin nomor lima ini bisa saya buktikan. Caranya bagaimana ? itu yang sedang terus saya pelajari.
Kelima alasan inilah yang menggerakkan saya membuat blog sederhana ini, tentunya kritik, saran, dan komentar sangat di perlukan dalam rangka penyempurnaannya.
Salam kenal…..


BERITA-BERITA




Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam rangka mewujudkan Keunggulan Proses Belajar

Pendidikan berbasis ICT ditandai dengan dimanfaatkannya banyak teknologi informasi dan komunikasi dalam proses pembelajaran. Salah satu bentuknya yang nyata adalah berkembangnya pembelajaran melalui e-learning atau online course. Tersedianya berbagai tools dan opsi untuk synchronous dan asynchronous learning membuat sekolah dan universitas mudah mengadopsi inovasi tersebut. Meskipun tidak sedikit diantara mereka yang bingung memilih. Contoh pemanfaatan asynchronous tools yang telah berkembang saat ini antara lain dalam bentuk forum diskusi online, ujian online, meng-upload dan men-download.

Sedangkan contoh pemanfaatan synchronous presentation tools antara lain melalui audio/video streaming, dan polling. Selain itu masih tersedia teknologi lain yaitu teknologi nirkabel (wireless) dan mobile technologies. Melalui apa yang disebut information superhighway,kini tersedia infrastruktur yang mampu memberikan layanan yang luar biasa kecepatannya. Tersedianya satelit generasi baru dengan orbit bumi yang rendah telah memungkinkan timbulnya frekuensi baru untuk komunikasi terrestrial. Secara wireless pertukaran informasi berupa teks, audio dan video dapat dilakukan dengan mudah.
Singkatnya kini pendidikan berbasis Web atau internet telah menggejala dan dapat dengan mudah Anda ikuti. Meskipun demikian masih banyak orang yang mempertanyakannya. Ada yang optimis dan banyak yang pesimis. Ada yang menemukan ironi bahwa “there is no learning in e-learning” (Bonk, 2004). Marilah kita lihat salah satu hasil kajian yang terkait dengan hal tersebut. Curtis J. Bonk, professor di Indiana University yang telah melakukan berbagai penelitian tentang e-learning sejak 2001,salah satunya dalam laporan bertajuk “Online Teaching in an Online World” mencatat bahwa kini semakin banyak instruktur, guru dan professor yang mempelajari dan menerapkan online teaching. Hal yang menarik pada 2003-2004 kebanyakan mereka adalah wanita (53%).

Keterampilan penting yang mereka pelajari secara online adalah tentang bagaimana memfasilitasi pembelajaran dan bagaimana mengembangkan online course. Kini di Amerika telah berkembang berbagai mitos berkaitan plus minus online learning, tetapi semakin banyak yang menawarkan pembelajaran secara online. Siswa pun semakin menggemari simulasi dan pengalaman virtual di lingkungan virtual, serta menyukai sekaligus terampil memanfaatkan buku elektronik yang disajikan secara hypertext.
Persyaratan terselenggaranya pendidikan berbasis teknologi komunikasi dan informasi (ICT) Pendidikan berbasis ICT dapat terselenggara dengan baik apabila persyaratan yang terkait dengan ketersediaan teknologi, penguasaan pengetahuan dan keterampilan untuk pengembangan content,dukungan policy dan kesiapan masyarakat dipenuhi. Tanpa keempat syarat minimal tersebut dipenuhi mustahil pendidikan semacam itu akan terlaksana


Bakrie Undang Timnas Sarapan di Rumah Ical

Setelah sukses menekuk Filipina di semifinal Piala AFF 2010, timnas Indonesia mendapat sambutan khusus dari sejumlah kalangan. Senin (20/12/2010) pagi, Firman Utina dkk diundang sarapan di rumah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di Jalan Ki Mangun Sarkoro No. 42, Menteng, Jakarta Pusat.
Sumber Kompas.com mengatakan, acara ini merupakan ramah-tamah antara Ical dan pasukan "Garuda" yang rencananya dimulai pukul 10.00. Ketua Umum PSSI Nurdin Halid datang sekitar pukul 09.30 dengan baju garis-garis cokelat.
Setelah berbincang sejenak dengan wartawan, Nurdin masuk ke dalam rumah Ical yang bergaya klasik Eropa dan dinding berwarna krem."Kita (PSSI) berterima kasih kepada keluarga Bakrie yang selalu mendukung timnas. Ini murni inisiatif PSSI dan para pemain untuk berterima kasih atas segala dukungan yang diberikan keluarga Bakrie tanpa pamrih," kata Nurdin.
Ikut hadir dalam acara tersebut, antara lain Sekretaria Umum PSSI Nugraha Besoes, Wakil Ketua Umum PSSI Nirwan Bakrie dan putra Ical, Ardi Bakrie.


Republika OnLine » Dunia Islam » Islam Mancanegara
Ustadz pun Kian Banyak Masuki Kampus-kampus di Amerika Serikat
Ustadz pun Kian Banyak Masuki Kampus-kampus di Amerika Serikat
Universitas Yale
REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK--Kampus-kampus di Amerika Serikat kini mulai tertarik mendatangkan ustadz atau ulama untuk melayani mahasiswanya yang beragama Islam. Pasalnya, sekarang semakin banyak mahasiswa Muslim yang menempuh pendidikan di sana.
Seperti yang terjadi di Universitas Yale. Umar Qadri, mahasiswa di perguruan tinggi itu menceritakan pengalamannya ketika berkuliah di sana. Ketika pertama kali kuliah di kampus itu tiga tahun lalu, dia merasakan prospek kehidupan agama Islam di kampusnya begitu suram.
Qadri prihatin melihat sholat Jumat yang hanya diikuti sekitar dua lusin mahasiswa. Perayaan keagamaan dan kegiatan lintas agama pun sulit digelar tanpa bantuan dari pengelola universitas. Keanggotaan Asosiasi Mahasiswa Muslim (MSA) juga terus berkurang.
Namun, semua itu perlahan mulai berubah. Titik poinnya ketika kampus mendatangkan Omer Bajwa sebagai ustads atau ulama pertama untuk melayani mahasiswa Muslim. Itu dimulai pada 1 Juli 2008. Bajwa merupakan salah satu dari sejumlah ustadz yang terus tumbuh di kampus-kampus di Amerika untuk melayani sekitar 75 ribu mahasiswa Muslim. ''Dia (ustadz) memberikan legitimasi bagi komunitas Muslim di sini,'' ujar Qadri yang mengambil jurusan Bahasa Timur Dekat dan Peradaban Utama.
Bajwa melihat semakin meningkatnya jumlah ustadz di kampus sebagai hasil dari pergeseran dalam susunan masyarakat Muslim Amerika. Sebuah studi baru-baru ini menemukan bahwa lebih dari sepertiga dari Muslim Amerika berusia antara 18 dan 29. Dan mereka lebih cenderung untuk kuliah dari kelompok lainnya. Setidaknya 40 persen Muslim Amerika memiliki gelar sarjana, mereka terdiri dari kelompok agama kedua paling terdidik di Amerika Serikat setelah Yahudi Amerika, menurut Gallup 2009, Pusat Studi laporan Muslim.
Imam Yahya Hendi tercatat sebagai ustadz pertama di perguruan tinggi di Amerika yang direkrut pada pertengahan 1999. ''Mempekerjakan ustadz menjadi lebih merupakan praktik normal,'' kata Hendi. ''Untuk memenuhi tuntutan siswa mereka, universitas mulai untuk memastikan bahwa semua masyarakat memiliki akses untuk beribadah di kampus. Jika ingin siswa Anda dilayani dengan baik, Anda harus melayani termasuk secara spiritual.''
Meskipun tidak ada data resmi, setidaknya puluhan lembaga perguruan tinggi mempekerjakan ustadz. ''Ini menjadi sesuatu yang siswa harapkan,'' kata Marcia Hermansen, Direktur Program Studi Dunia Islam di Universitas Loyola Chicago. ''Universitas merupakan tahap yang sangat penting untuk membentuk identitas mahasiswa, dan agama bisa sangat baik untuk mengembangkan sumber daya itu.''
Red: Budi Raharjo
Rep: Arab News


Final Piala AFF 2010
Hari ini, Selasa (28/12/2010), adalah masa penukaran voucher dengan tiket asli laga final AFF Cup 2010. Namun, masih saja banyak permasalahan yang terjadi di setiap loket penukaran. Seperti yang terjadi di loket penukaran tiket Kategori I, di depan Masjid Albina, Jalan Pintu I, Senayan. Para calon penonton ini sudah antre sejak pukul 06.00 WIB. Bahkan petugas keamanan setempat menyebutkan ada sekelompok suporter dari luar kota yang sudah datang dari pukul 03.00 WIB dini hari. Padahal menurut jadwal, loket baru akan dibuka pada pukul 10.00 WIB.

Para calon penonton yang sudah antre sejak pagi ini harus menelan kekecewaan, setelah panitia tidak melayani mereka. Pasalnya, mereka hanya mempunyai kuitansi nota pemesanan, bukan voucher seperti yang sudah ditentukan.

“Saya ikut mengantre pada 23 Desember lalu. Ternyata di antrian ke 600 voucher sudah habis dan kami diberi kuitansi nota pemesanan dengan harga yang sama sebesar Rp200 ribu. Mereka bilang nota pemesanan ini berfungsi sama dengan voucher,” jelas calon penonton, Hariyanto (35), pria asal Solo yang menetap di Palmerah Jakarta. Hariyanto bersama sekitar 400 calon penonton lainnya sudah mengantre sejak pagi. Ternyata setelah loket dibuka pada pukul 09.00 WIB, panitia tidak melayani mereka dengan alasan mendahulukan yang memiliki voucher.“Kami meminta pertanggungjawaban dari panitia. Ini menunjukan ketidakbecusan PSSI dalam mengelola tiket. Saya tidak mempermasalahkan uang, tapi tanggung jawab PSSI,” tegas Hariyanto. Saat ini antrian di penukaran tiket Kategori I sudah mengular mencapai depan pintu masuk Istora Senayan. Lalu lintas di jalan Pintu I sudah tersendat, tapi para pengantre masih berbaris di trotoar.


Republika OnLine » Dunia Islam » Islam Nusantara
Kesejahteraan Guru Madrasah Swasta dan Ustadz Memprihatinkan
REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA--Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur (Jatim), Zainuddin Maliki, mengaku prihatin dengan kondisi ribuan guru madrasah swasta dan ustadz yang mengajar di pondok pesantren (ponpes) di Jatim.
Dari penelusurannya, guru madin maupun ponpes tak mendapat perhatian dari pemerintah sama sekali. Itu terlihat dari besaran pendapatan yang diterima dikisaran ratusan ribu rupiah per bulan atau jauh di bawah upah minimum regional (UMR) setempat.
“Pendapatan guru madrasah swasta dan ustadz sangat memprihatinkan. Mereka bekerja secara ikhlas, namun tak mendapat perhatian dari pemerintah,” ujar Zainuddin usai diskusi bertajuk ‘Evaluasi Pendidikan 2010’ di Gedung Dinas Pendidikan (Dindik)  Jatim, Jalan Gentengkali, Surabaya, Selasa (28/12).
Menurut Zainuddin, kondisi mengenaskan itu harus segera diakhiri jika ingin pendidikan di Jatim terus meningkat. Sayangnya, sambung Zainuddin, komitmen pemerintah untuk memajukan pendidikan dengan cara meningkatkan pendapatan guru madrasah dan ustadz masih kurang. Padahal, katanya, mereka bekerja dengan penuh dedikasi untuk mencerdaskan para siswanya dengan mengajarkan pendidikan akhlak disamping pendidikan umum.
“Guru harus diberi kesejahteraan bagus. Tiru Malaysia, dengan mengalokasikan dana tambahan di gaji yang diterimanya, meski bekerja di swasta. Jika tidak, akan banyak pengajar berstatus guru tidak tetap alias mencari obyekan di tempat lain,” terang Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya tersebut.
Meski begitu, Zainuddin juga mengkritik kinerja tenaga pengajar tersebut yang kadang cara mengajarnya masih teacher oriented, bukan student center learning. Hal itu dinilai Zainuddin membuat kualitas pendidikan di madrasah swasta dan ponpes semakin tertinggal dibanding pendidikan formal.
“Tapi, kita tak bisa menyalahkan sepenuhnya kepada tenaga pengajar yang bersangkutan. Disinilah dibutuhkan peran dan perhatian lebih pemerintah untuk mengupayakan pendidikan di madrasah swasta dan ponpes bisa meningkat,” katanya.
Kepala Dindik Jatim, Harun, mengatakan berkomitmen meningkatkan pendidikan madrasah dan ponpes di Jatim. Harun menyebut program pemberian intensif kepada para ustadz sebesar Rp 300 ribu per bulan. “Kami juga memberi intensif sebanyak Rp 15 ribu kepada siswa ula (SD), serta siswa wustho dan ulya (SMP dan SMA) sebanyak Rp 25 ribu. Itu bentuk kepedulian dan apresiasi untuk membantu peningkatan mutu pendidikan,” tukas mantan kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jatim tersebut.
Harun mengaku tak mudah meningkatkan pendidikan dengan cara cepat. Namun, ia menegaskan sudah bekerjasama dengan stakeholder guna membentuk sinergi untuk meningkatkan kepedulian terhadap kondisi madrasah dan ponpes di Jatim. “Jatim menjadi provinsi pertama yang memberikan intensif kepada tenaga pengajar di madrasah dan ponpes. Karena jumlahnya banyak peningkatan kualitas akan dirasakan secara bertahap,” kata Harun.
Red: Krisman Purwoko
Rep: erik pp


feature:JANGAN FRUSTRASI BERANTAS KORUPSI!!!


JANGAN FRUSTRASI BERANTAS KORUPSI!!!
Karya Dodi Mawardi – durasi 15 menit.

PENGANTAR (LEAD):
Sungguh ironis bila negara sebesar dan sekaya Indonesia/ justru lebih dikenal sebagai jagoan korupsi/ ketimbang sebagai jagoan berprestasi// lihat saja data dari berbagai lembaga survey/ yang selalu menempatkan Indonesia di urutan papan atas negara paling korup// Negara kaya tapi korup dan rakyatnya miskin// Meski kondisinya sudah sangat parah/ masih ada orang yang tetap bersemangat untuk memerangi korupsi// Mereka tidak mau/ anak cucu kelak juga ikut terbenam dalam budaya korupsi///
Selengkapnya kita simak hasil karya Dodi Mawardi////
MUSIK: LAGU “RAYUAN PULAU KELAPA” – INSTRUMENTAL (FADE IN – UNDER)
VO:
BEGITU INDAHNYA INDONESIA / YANG TERGAMBAR DALAM LAGU RAYUAN PULAU KELAPA – KARYA ISMAIL MARZUKI // SIMAK SAJA LIRIKNYA //
INSERT: LIRIK LAGU RAYUAN PULAU KELAPA DALAM BENTUK PUISI
MUSIK: LAGU RAYUAN PULAU KELAPA (FADE OUT)
VO:
NAMUN KESAN MENYEJUKKAN HATI ITU / SIRNA TANPA BEKAS BILA MELIHAT KONDISI INDONESIA SAAT INI // EKONOMI TERPURUK / KEMISKINAN KIAN PARAH DAN KEJAHATAN MERAJALELA// MORALPUN SEMAKIN BEJAT // ANTARA LAIN DIBUKTIKAN OLEH MASIHNYA BANGSA SEBAGAI NEGERA PALING KORUP DI DUNIA //
MUSIK: LAGU SEDIH INSTRUMENTAL (FADE IN – UNDER)
VO:
SEMUA SEKTOR SUDAH TERCEMAR BUDAYA KORUP // BAHKAN DUA LEMBAGA YANG SEHARUSNYA MENJADI TELADAN / JUGA MAIN PEPET UANG NEGARA // YA… DEPARTEMEN AGAMA DAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN / JUSTRU MENJADI DUA LAHAN UTAMA KORUPSI //
MUSIK: LAGU SEDIH (FADE OUT)
VO:
KONDISI BANGSA YANG CARUT MARUT INI / MENYEDIHKAN BANYAK ORANG // MESKI SEBAGIAN LAINNYA CUEK SAJA / DAN BAHKAN MENAMBAH CARUT MARUTNYA KEADAAN //
PENYANYI IKANG FAWZI / TERMASUK SALAH SATU YANG PERDULI TERHADAP BOBROKNYA MORAL BANGSA INI // SEBUAH LAGU DIA CIPTAKAN / KHUSUS UNTUK MENENTANG BUDAYA KORUPSI //
MUSIK: LAGU “PREMAN BERDASI” (FADE IN – UNDER)
INSERT IKANG FAWUZI 1:
Assalamualaikum wrb, saya ikang fawzi, senang sekali bisa sharing ya. Berdasarkan dari kekhawatiran bersama khusus untuk korupsi indonesia menjadi negara terkorpu ke 2 di Asia dan kelima di dunia, saingannya ya negara-negara seperti itu. Intinya kita sudah berada pada kondisi paling dasar paling bottom yang sangat memalukan, sbg bangsa yang kaya, kaya budaya, moralnya tinggi dan agamis, tapi outputnya sangat memalukan
VO:
SELAIN BERPROFESI SEBAGAI PENYANYI/ IKANG FAWZI JUGA BERKIPRAH DI DUNIA BISNIS // SEBAGAI KEPALA KELUARGA / YANG BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP ISTRI DAN ANAKNYA / IKANG SANGAT KAWATIR ATAS MASA DEPAN MEREKA//
INSERT IKANG FAWZI 2:
Kekahwatiran ini sangat mendasar karean saya tidak mau anak saya menjadi malu dan bahkan mungkin kalau kita biarkan mereka akan lebih jelek lagi dibanding sekarang. Dan saya tidak mau anak saya tidak mempunyai harga diri. Generasi mereka harus more better than me, itulah gunanya gue beragama, hidup, untuk menyediakn mereka better place sama better living.
VO:
IKANG FAWZI SADAR BETUL/ UPAYA UNTUK MEMBERANTAS KORUPSI / SANGAT BERAT / KARENA BERHADAPAN DENGAN KEKUATAN YANG DASYAT // TAPI / IKANG TIDAK PATAH SEMANGAT / GERAKAN MORAL DIGELORAKANNYA MELALUI LAGU // DIA YAKIN / PARA KORUPTOR JUGA MANUSIA //
INSERT IKANG FAWZI 3:
Saya yakin, siapapun manusia itu bukan ANJING yang tidak malu korupsi. Tapi kalau dia masih manusia pasti hati nuraninya juga malu korupsi dan cenderung untuk tdk merugikan orang lain. Jadi harapan saya sih, yang ditimpukin itu bukan hanya kantor playboy tapi juga rumah para koruptor, maksud saya ya semangatnya harus seperti itu. Benci terhadap pelaku korupsi. Tapi ini harus dikerjasamakan berantai pada semua pihak. Saya kira kalau ada perlakuan yang luar biasa, seperti revolusi atau apa, saya yakin korupsi bisa diberantas. Sekarang ini para koruptor itu tertawa-tawa saja.
MUSIK: LAGU “PREMAN BERDASI” (FADE IN – UNDER)
INSERT IKANG FAWZI 4:
Memang kondisi itu sangat menyedihkan sekali. Tapi tetap selama kita hidup harus jadi agent of change. Kalau tidak, ya tidak bisa masuk surga, ngapain aja hanya menangis,mengeluh, do nothing but complain. Saya bukan manusia seperti itu. Dan saya kira banyak orang seperti kita ini, banyak…
Dia pikir dirinya sakti seakan tak bisa mati, wajahnya masih nyengir di tv, awas PREMAN BERDASI…
MUSIK: LAGU PREMAN BERDASI (FADE OUT)
VO:
TERNYATA / SEMANGAT IKANG FAWZI TERLIHAT JUGA DI DITJEN BEA CUKAI // LEMBAGA YANG SELAMA INI DIKENAL SEBAGAI SARANG KORUPSI // BETULKAH DEMIKIAN?
SFX: SMASH
VO:
SEORANG PEGAWAI BEA CUKAI MENGAKUI / LEMBAGANYA MEMANG TERKENAL SANGAT KORUP SEJAK DULU KALA //
INSERT PEGAWAI BEA CUKAI 1:
Saat ini saya sedang berdinas di salah satu bagian di ditjen bea cukai. Dan perlu diketahui sejak dulu kala yang namanya ditjen bea cukai bukan hanya di idnoensia tapi juga di negara lain, selalu berkaitan dengan keuangan negara yang nilainya sangat besar. Dilihat dari perilaku orang-orangnya, dari nilai uangnya, tentu banyak permainan, banyak kegiatan yang bisa menambah penghasilan buat petugas. Image2 ini jelas dan dibandingkan dengan lingkungannya, memang terlihat mencolok. Sehingga banyak asumsi bekerja di bea cukai suka menggeruk uang negara, sehingga jelas image yang melekat adalah image yang hitam .
VO:
ANDA SENDIRI BAGAIMANA?
Kalau buat saya pandangan semacam itu tidak masalah karena itu menjadi tantangan buat kita untuk mengikuti pendapat umum itu atau tidak. Ketika kita tidak setuju dengan pendapat umum otomotis tidak akan sehitam pandangan umum, atau paling tidak terlalu dalam ikut salah seperti selama ini yang menjadi pendapat umum itu.
VO:
DARI SOSOKNYA / PEGAWAI BEA CUKAI YANG SATU INI / BOLEHLAH DIPERCAYA // TENGOK SAJA RUMAH TIPE 45-NYA / TERLIHAT SEDERHANA// TIDAK ADA SOFA MEWAH DI SANA… // TIDAK ADA JUGA PERANGKAT ELEKTRONIK MAHAL //
SFX: SUARA AIR KOLAM DI RUMAH PEGAWAI BEA CUKAI (FADE IN – UNDER)
VO:
MEMANG ADA KOLAM IKAN DI HALAMAN RUMAHNYA //
SFX: SUARA AIR KOLAM (FADE IN - UNDER)
VO:
NAMUN / JAUH DARI KESAN MEWAH / KARENA KOLAMNYA HANYA SELUAS SETENGAH LAPANGAN TENIS MEJA //
SFX: SUARA AIR KOLAM (FADE UNDER – OUT)
VO:
PEGAWAI BEA CUKAI ITU BERCERITA TENTANG UPAYA PERBAIKAN YANG DILAKUKAN LEMBAGANYA // NAMUN SELALU MEMBENTUR TEMBOK LAIN / YANG PUNYA KEKUATAN BESAR // MEREKA MEMBEKINGI AKSI TIDAK TERPUJI / SEPERTI PENYELUNDUPAN //
INSERT PEGAWAI BEA CUKAI 2:
Sering ada kejadian kalau kita melakuakn penindakan terhadap importir yang ternyata di belakangnya ada organisasi atau orang berpengaruh, basanya kita mendapat perlakuan balasan dari orang2 beking tersebut. Sehingga seerpt ada penuntutan balas, sehingga intinya kita harus mengakomodir berbagai kepentingan dan walaupun kita bertindak benar justru akan berakibat tidak baik buat institusi bea cukai sendiri.
VO:
MESKI SERING BERUSAHA BERJALAN LURUS / TANTANGAN TERNYATA LEBIH BESAR YANG MESTI DIHADAPI// SELAIN HARUS MELAWAN KEKUATAN BESAR LAIN / YANG SUDAH MENJADI RAHASIA UMUM TAPI SULIT DIJAMAH // MASYARAKAT YANG TETAP MEMANDANG BUSUK BEA CUKAI / MEMBUAT BANYAK PEGAWAI SERING MERASA FRUSTRASI //
INSERT PEGAWAI BEA CUKAI 3:
Yang kita lihat masih tetap menyalahkan seakan2 mereka tidak berubah, walapun belum berubah semua. Namun pandang-pandangan ini menimbulkan rasa frustrasi atau tidak nyaman gitu lho… sehingga banyak sekali pegawai yg bicara seperti ini: dari pada kita udah berubah tetap dibilangin masih tetap nerima uang dari importir namun tetap dibicarakan hitam, ya lebih baik kita ambil saja sekalian dari importir itu, toh tidak akan mengubah pandangan masyarakat terhadap kita walupun sudah berubah.
VO:
PERJALANAN MEMANG MASIH PANJANG //
MUSIK: INDONESIA PUSAKA (FADE IN – UNDER)
VO:
NAMUN / HARUSKAH SEMANGAT MENGGANYANG KORUPSI DIBIARKAN PATAH? BAGI ORANG-ORANG SEPERTI IKANG FAWZI / TENTU SAJA SEMANGAT TIDAK BOLEH PADAM // GERAKAN MENENTANG DAN MEMERANGI KORUPSI SEHARUSNYA TETAP ADA / PADA SETIAP MANUSIA INDONESIA / YANG MASIH PUNYA HATI NURANI // MANUSIA YANG MASIH BERPIKIR PANJANG UNTUK ANAK CUCUNYA KELAK // DAN BISA MENUTUP MATA DENGAN TENANG //
INSERT PUISI TEKS LAGU INDONESIA PUSAKA
MUSIK: INDONESIA PUSAKA – INSTRUMENTAL (FADE IN – OUT)
SIGN OUT:



feature:BERJUALAN ROKOK HANYA UNTUK ANAK ISTRI


BERJUALAN ROKOK HANYA UNTUK ANAK ISTRI

Semangat pantang menyerah, mungkin kata-kata itu cocok untuk Suroto yang menjajakan rokok demi menghidupi anak dan istrinya. Suroto (37), bapak dari dua anak ini salah satu pendual rokok di jalan Malioboro. Suroto berasal dari Solo. Dia memilih berjualan di Jogja karena menurutnya di Jogja keuntungan yang dia dapatkan lebih banyak sehingga cukup untuk menghidupi 2 anaknya yang saat ini masih sekolah TK dan SD.
Awalnya, suroto bingung mencari bidang usaha yang ia tekuni. Pilihannya pun jatuh pada rokok, karena saat itu ia menerima ajakan temannya yang sudah lebih lama menggeluti di bidang tersebut. Walaupun penghasilan yang ia dapatkan dari menjual rokok tidak terlalu banyak ia yakin dapat menghidupi anak dan istrinya yang menanti. Suroto mulai bekerja sejak pukul 09.00 s/d sore pulul 16.00 ia memperoleh penghasilan sebanyak Rp. 25.000,- akan tetapi kadang ia berjualan sampai malam, keuntungan yang ia dapatkan bila berjualan sampai malam bisa mencapai Rp. 50.000,-. Suroto harus pintar-pintar membagi penghasilan, saat ditanya apakah uang segitu cukup pak ? ya besar pasak dari pada tiang katanya sambil membasuh mukanyanya yang kusam” Dia juga mengatakan bahwa ia harus pintar-pintar membagi uang karena ia harus menanggung uang makannya sehari-hari, terus biaya untuk kos yang harus ia bayarkan sebanyak Rp. 120.000,- per bulan, belum untuk pulang ke kampung halaman dan memberi nafkah kepada anak istrinya. Mujiono juga salah satu teman sehabitat berjualan rokok suroto menurutnya suroto orangnya baik. Dia mengaku bahwa hubungan mereka sesame penjual rokok sangat terjaga “ Ya sama-sama rekann kerja kalau ada apa-apa ya di Bantu, ujar Mujiono dengan senyum simpulnya. Suroto mengaku sangat senang berjualan di Malioboro sangat senang selain orangnya ramah-ramah dia juga menemukan pengalaman yang berwarna-warni dan walaupun tidak di kampungnya sendiri ia dapat bermasyarakat dengan baik, sehiingga ia tetap semangat mencari nafkah demi menghidupi anak istrinya.


feature:Ekayanti Korban Konflik Riang dengan Rumah Barunya


Ekayanti Korban Konflik Riang dengan Rumah Barunya


Setelah sekian lama menunggu dan hidup di sebuah rumah reot, lebih tepat disebut gubuk kecil yang dibangun dari bekas kayu rumah yang dibakar ketika konflik dulu. Idaman Ekayanti (16) beserta delapan adiknya yang telah Yatim ini untuk mendapatkan rumah layak huni dari pemerintah akhirnya tercapai juga. Menurut Cerita gadis Almarhum Abubakar ini, mereka selama ini terpaksa hidup dan bernaung dalam gubuk kecil yang dibangun dari bekas kayu rumah mereka yang dibakar tahun 2003 lalu, ketika itu bukan keluarga Eka panggilan untuk perempuan berkulit gelap tapi manis ini, tapi 24 rumah milik warga Riwuek Kecamatan Pidie rata dengan tanah ketika kejadian kontak tembak pihak yang bertikai, “ sejak saat intu kami sering berpindah-pindah dan akhirnya kami bangun rumah untuk bernaung meski harus berdesak-desakan karena ukuran kecil”, ungkap Gadis yang kini mengenyam pendidikan di bangku SMA ini.
“ rasanya kami bagaikan mimpi bisa memperoleh rumah sebagus ini, karena kami memang sudah pasrah untuk menerima kenyataan, meski ada sedikit timbul tanda tanya sebelumnya, kalau untuk korban Tsunami ada bantuan rumah, pakah kami korban konflik tidak ada perhatian, setelah kami dipanggil untuk mengambil dana bantuan rumah yang disalurkan Badan Re-Integrasi Aceh (BRA) lansung kerekening kami, saya sangat senang dan bahagia sekali”, ujar gadis yang selepas pulang sekolah harus bekerja membantu ibunya menafkahi keluarganya. Eka yanti merupakan anak ketiga hasil pernikahan Rafasah (39) dengan almarhum Abubakar yang meninggal setahun lalu karena penyakit paru-paru yang dideritanya, karena hidup serba kekurangan sehingga kerluarga tidak sanggup  membiayai pengobatan ke rumah sakit. Sejak ayah meninggal penderitaan keluarga ini kian bertambah, selain tidak memiliki rumah, Rafasah ibunya harus mengmbil alih kendali selain sebagai ibu rumah tangga, perempuan ini juga harus banting tulang menafkahi keluarganya.  Untuk pekerjaan apapun mau dikerjakan asalkan halal, kadang kala dia pergi pagi pulang sore karena pergi ke kampong-kampung lain untuk bekerja sebagai upahan di sawah orang, dia memang tidak ada kepandaian lain yang bisa diandalkan selain jadi upahan disawah dan di tambak.
 Bahkan ketika Harian Aceh bertandan kekediamannya Sabtu (15/3) Ibu Rafasah tidak ada dirumah, “ mak hana diromoh, ka geujak tueng upah angkot pade (mak tida ada dirumah, sedang bekerja angkut padi orang)”, kata Eka yanti yang ketiak itu sedang memberikan makan adiknya  paling bungsu yang masih berumur tiga tahun. Memang rumah yang dibangun warga setempat dengan dana bantuan BRA untuk korban konflik dengan nilai Rp.35 juta per rumah tergolong bagus dan bermutu, meski disana-sini masih ada kekurangan seperti tidak diplaster disebagiannya dan dindingnya tidak tertutup habis, namun mereka mengaku puas dan akan menambah dengan dana lain yang mereka tabung selama ini.“Kami sangat senang bisa dapat bantuan dan sudah bisa bernaung di rumah bantuan ini, meski kami harus tidur beralaskan tikar tanpa ada tempat tidur dan menyimpan pakaian di kardus karena tidak ada lemari setelah ikuit terbakar bersama rumah” , ujar Eka dengan nada memelas. Bahkan dari bantuan rumah mereka ikut membantu pembangunan Meunasah setempat yang sedang dibangun dengan cara menyumbang keramik berdasarkan pengakuan mereka, sumbangan itu diberikan suka rela tanpa paksaan dari panitia meunasah. Rumah korban konflik di Desa itu berjumlah 24 unit, yang terbakar sekaligus pada tanggal 27 Desember 2003, semuanya sekarang sudah siap dibangun sendiri oleh pemiliknya dengan bantuan dana BRA, sehingga Ekayanti dan korban lainnya kini tidak lagi mengeluh tentang rumah, hanya saja bila ada pemerintah juga bisa membantu modal usaha bagi mereka agar bisa kembali membuka usaha mereka yang umunnya sebagai pengayam tikar dan pembuat kue.

feature:Hasan Tiro di Mata Keluarganya, Ketika Sang Adek Meusyen Keu Cut Bang


Hasan Tiro di Mata Keluarganya, Ketika Sang Adek Meusyen Keu Cut Bang
Oleh: zamahsar
Di belokan jalan gampong kecil itu, kira-kira 100 meter sebelum rumah yang kami tuju, terdapat sebuah rumah kosong yang di depannya terburai gundukan karung pasir. Sebelum damai, tempat itu dijadikan kubu pertahanan pasukan TNI, menghadapi serangan yang tak pernah datang. Rumah itu kini tidak berpenghuni lagi, dan penduduk sekitar jarang mendekatinya.
Sekira sepuluh meter sebelum sampai rumah yang dituju, kami, rombongan Harian Aceh harus melewati sebuah jembatan gantung, disebut jembatan gantung Mali. Panjang jembatan itu sekitar 20 meter dan tingginya 10 meter. Di bawahnya seruas sungai yang airnya bening mengalir antara bebatuan.
Sebuah rumah panggung (rumoh Aceh) tampak. Rumah tua berbahan kayu tersebut, salah satu bangunan bersejarah di gampong lembah itu, sebuah kampung kecil yang disebut Tanjong Bungong, Mali Cot, Kecamatan Sakti, Pidie. Rumah tua itu tampak mencekam dan sepi. Tak ada hingar-bingar suara kendaraan, hanya kicauan burung di antara dedaunan melinjau dan kelapa. Bahkan, kampong di lembah hijau dataran tepi gunung itu tidak tampak sedang merayakan Idul fitri sebagaimana kampong lain di tepi jalan raya.
Ketika Harian Aceh menyapa di tangga rumah Aceh itu, tidak ada jawaban, rumah itu tak berpenghuni. Namun, setelah diperhatikan, terdengarlah suara hiruk-pikuk di belakang rumah. Lalu rombongan Harian Aceh pun ke belakang rumah itu, mencari tahu apa yang terjadi.
Setiba di belakang rumah yang terletak di pinggir sungai Krueng Tiro itu, tampak puluhan lelaki tua dan muda, sedang membersihkan kebun yang dipenuhi semak belukar. Di tepi kebun itu ada dua buah balai (balee) pengajian yang sudah lapuk dimakan usia, dan lama tidak terhiraukan. Sarang laba-laba dan lumut menghiasi dinding papannya.
Salah seorang lelaki, menyambut rombongan Harian Aceh dengan senyum bersahabat seraya menyapa akrab, ‘ada yang bisa dibantu?’ Lalu,  rombongan Harian Aceh pun memperkenalkan diri. Ternyata, lelaki yang menyambut ramah tadi adalah tokoh masyarakat setempat, namanya Murtadha, anak kandung Tgk Nyak Hj Aisyah Binti Muhammad, adik kandung Hasan Tiro yang terkenal itu, pemilik rumah yang rombongan Harian Aceh tuju.
Rombongan Harian Aceh memberitahukan maksud bertandang, ingin bertemu adik kandung Wali Negara Aceh DR Tgk Muhammad Hasan Bin Muhammad Di Tiro, tokoh yang memproklamirkan Aceh 1976 di Gunung Halimun Tiro, Pidie, yang konon tanggal 11 nanti akan sawue gampong. Begitu mendengar maksud dan tujuan rombongan Harian Aceh, sambutan ramah tadi segera lebih ramah, bak menerima saudara kandung yang pulang dari kampong jauh.
Cut Bang Murtadha, panggilan akrab orang kampong itu kepada keponakan Hasan Tiro tersebut, segera memperkenalkan ibunda tercintanya.
Siti Aisyah, kini berusia 80 tahun. Ia adik kandung seayah dengan Hasan Tiro. Siti Aisyah, adalah satu-satunya suadara Hasan Tiro yang masih tinggal. Siti Aisyah satu-satunya pewaris yang menghuni rumah berkumpulnya keluarga besar Tgk Muhammad. Kata Murthada, rumah bersejarah tempat tinggal Siti Aisyah itu dibangun setelah rumah tua, yang kini masih tampak sisa di depan rumah itu dibakar masa DI/TII sekitar tahun 1953.
Rumah yang sekarang dihuni oleh Siti Ainsyah itu pernah disinggah Tgk Hasan di saat pengubah sejarah Aceh zaman modern itu pulang kampong pada tahun 1970-an lalu. Kini rumah khas Aceh yang tergolong besar itu merupakan tempat Umi Aisyah berteduh bersama tiga anaknya, yaitu Murtadha, 50, Nurhelmi, 45, dan sejumlah cucunya. Suami Nurhelmi bernama Sarong kini bermukim di Swedia dan menurut kabar dia tidak bisa ikut pulang karena dalam keadaan sakit.
Siti Aisyah bercerita panjang lebar tentang kerinduan terhadap abang kandungnya yang sudah lama sekali tidak pernah terlihat raut wajahnya.
Lon Meuchen that keunuek meuruempok teungku abang (saya rindu sekali ingin berjumpa dengan teungku abang—panggilannya untuk Hasan Tiro),” ujar Siti Aisyah yang kini masih mengajar agama untuk penduduk kampong kecil itu.
Lon diungo dari urueng lingka gobnyan kageuwoe u gampoeng, tapi peukeuh ek hana geuwoe bak kamoe. Neu peusan siat bak Tuengku, lon meuchen that,” ungkap perempuan yang kini pendengarannya terganggu namun matanya masih terang, bisa membaca Al Quran dengan jelas.
Siti Aisyah bilang, semua saudaranya kini tiada lagi, sudah berpulang menghadap Sang Pencipta. Yang tinggal cuma ia dan Hasan Tiro, yang disebut Wali Nanggroe Aceh, dan kini bermukim di Swedia. Siti Aisyah adalah saudara seayah dengan Teungkuk Hasan. Saudara Hasan Tiro yang lain adalah Tgk Zainal Abidin Muhammad (Alm), Tgk Nyak Asiah Rayek Muhammad (Alm). 
Di balik kerinduannya yang amat dalam selama puluhan tahun, ternyata Siti Ansyah menyimpan secercah keraguan tentang kepulangan abangnya, Hasan Tiro. Bahkan dia balik bertanya, “Pue kueh jadeh teungku abang woe? (apakah jadi teungku abang pulang?” tanya Siti Aisyah, seraya ditambah anaknya Murtadha, “Saya ingin abuwa benar-benar pulang.”
Siti Aisyah melanjutkan, begitu ia mendengar abangnya (Hasan Tiro) akan pulang, dia ingin sekali melaksanakan upacara ritual di kuburan orang tuanya yang berada di belakang rumah bersejarah itu.
lon teumuek rhah ulee teungku abang bak jerurat ureueng chik kamoe,” tutur perempuan yang meski sudah usia kepala delapan tetapi fisiknya masih kuat, bahkan dia sendiri yang menyajikan minuman kepada rombongan Harian Aceh.
Saat ditanyakan apakah sudah ada pemberitahuan tentang kepulangan wali, menurut dia, sejauh ini belum ada. Mungkin sengaja belum diberitahukan, karena belum ada kepastian pulang. “Tapi saya sudah mendengar dari cerita orang,” jelasnya.
Dulu, lanjut Ainsyah, dia sering berkomunikasi dengan Hasan Tiro lewat telepon. Ketika tiba hari raya pun sering menerima ucapan selamat hari raya langsung dari Teungku Hasan, tetapi selama setahun ini belum ada.
Menurut Murtadha, anak lelaki satu-satunya Siti Aisyah ini, ibunya sering kali menanyakan kabar ayah cek (sebutannya kepada Wali Nanggroe Aceh). Siti Aisyah selalu berdoa agar bisa berjumpa dengan abangnya.
Kepada kami selalu bertanya-tanya, apakah ayah cek masih hidup. Ibu saya ingin melihat wajah abangnya,” kata Murtadah mengulangi kata ibunya.(zamahsari)